Monday, November 12, 2012

Pohon Dikenal Dari Buahnya


Dulu di rumah kami terdapat sebuah pohon mangga di halamannya. Pohon ini terlihat seperti pohon mangga pada umumnya - daunnya rindang dan batangnya besar. Memang selama kami tinggal di sana, pohon ini jarang sekali berbuah. Namun ketika berbuah, daging buahnya begitu tebal dan manis. Barulah kami tahu kalau ternyata pohon mangga itu begitu baik karena buahnya.


Seiring berjalannya waktu, musim berbuah pun lewat dan kami pun kembali menanti-nantikan pohon itu untuk berbuah (kembali).

Setahun pun berlalu, namun pohon tersebut tak kunjung berbuah. Kami pun kembali menunggu berharap sebentar lagi ia berbuah. Namun setelah dua tahun lebih, pohon itu tetap tak kunjung berbuah. Padahal pohon itu daunnya begitu rindang dan batangnya tampak kokoh dan besar.

Tentunya keberadaan pohon tersebut memberikan konsekuensi lain kepada kami seperti; setiap hari daun pohon yang gugur mengotori halaman, pencahayaan di rumah kami pun sedikit terhalang kebesaran pohon itu, dan lagi belum lagi ketika mulai banyak ulat bulu di pohon itu.

Kemudian muncul wacana di keluarga kami, POHON MANGGA ITU AKAN DITEBANG. Dengan pertimbangan dan perdebatan yang cukup alot akhirnya pohon itu akan ditebang dengan alasan konsekuensi yang ditimbulkannya tersebut dan jarangnya dia berbuah, bahkan hanya sekali ketika kami tinggal di rumah tersebut. Akhirnya, pohon itu pun ditebang. Kini tidak ada lagi pohon mangga itu di sana.

Sebetulnya jika saja, pohon itu berbuah secara rutin (sesuai musimnya) dengan buah yang begitu baik mungkin ceritanya akan berbeda. Konsekuensi yang ditimbulkannya pasti bukan apa-apa dibandingkan dengan hasil yang diberikannya. Keluarga kami pun pasti akan memikirkan solusi lainnya dengan tetap menjaga pohon itu.

Karena kami tahu pohon itu baik buahnya dan berbuah pada musimnya.

Begitu juga dengan kita khususnya insan BPS. Pelajaran penting yang dapat kita renungkan adalah baik buahnya dan berbuah pada musimnya. Biarlah lewat buah kita (baca: karya kita) orang mengenal kita.

Bukankah Mario Teguh pernah berkata "Kita menilai diri kita dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, tetapi orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan, untuk itu apa yang kita pikir bisa kita lakukan, segeralah lakukan".

Tentunya setiap orang pasti memiliki potensi-potensi dan kelebihan-kelebihannya masing-masing. Jadi untuk berbuah tidak harus lewat potensi yang sama. Namun sesuaikan dengan potensi masing-masing.

Dan jika setiap insan BPS berbuah seperti pohon mangga tadi, coba kita bayangkan BPS akan "memanen" seperti apa?

Tentunya pengembangan kita, pengembangan BPS juga. Mari teruslah berkarya dan majulah BPS. BRAVO BPS.

Salam PIA

Balige, 9 November 2012

"Inspirasi begitu banyak di sekitar kita, menanti kita untuk menyadari keberadaannya, dan segeralah berkarya".

No comments:

Post a Comment