Wednesday, January 9, 2013

Kimono Tidak Berarti Jepang Loh

wikipedia.org

Bulan Desember 2012 lalu, di sebuah pusat perbelanjaan, ada pemandangan yang tidak biasa. Sebuah stand sedang menawarkan produk mereka. Semua Sales Promotion Girl (SPG) di stand tersebut menggunakan pakaian tradisional Jepang “Kimono”. Entah apa tema mereka kala itu. Hal yang harus diakui sangat mencuri perhatian. Berjalan ke sana kian ke mari menawarkan produk mereka.
Namun ada hal yang sangat mengganggu pemandangan saya. Kenapa Kimono mereka, tidak membuat saya merasakan ‘suasana Jepang’ di sana (walaupun belum pernah ke Jepang.hehehe).
Terdiam saya merenunginya. Memperhatikan gerak-gerik mereka sekali lagi. Waktu pun terus berjalan, entah kenapa saya tetap tidak merasakan ‘suasana Jepang’.
Memang secara harafiah, Kimono berarti sesuatu untuk digunakan.
Namun dalam menggunakannya seharusnya tidak asal digunakan, tetapi harus mengikuti aturan dalam penggunaannya. Coba kita googling melihat video orang Jepang yang menggunakan kimono. Jika kita perhatikan, gerakan orang tersebut cenderung anggun, tenang, emosi yang terkontrol, dan lain sebagainya. Bukan seperti yang saya lihat di pusat perbelanjaan tersebut. Walaupun menggunakan Kimono, mereka terlihat kurang anggun, kurang tenang, buru-buru, dan hal lain yang tidak mencerminkan ‘suasana Jepang’.
Kemudian saya menarik sebuah kesimpulan, Kimono tidak berarti Jepang.
Sekilas kembali saya teringat dengan BPS tempat saya bekerja. Maklum saja, sesuatu yang kita cintai pasti selalu kita ingat J. Di BPS, kami juga menggunakan seragam khas kami yaitu seragam abu-abu. Sama halnya seperti melihat Kimono orang pasti akan teringat akan Jepang, dengan melihat seragam abu-abu orang akan teringat dengan BPS.
Namun seragam itu akan tetaplah seragam bukan identitas. Ketika orang-orang melihat pegawai dengan seragam abu-abu apakah ia merasakan ‘suasana BPS’ atau ‘suasana PNS’ (yang umumnya lebih dikenal dengan hal yang buruk).
Seharusnya insan BPS mempunyai identitas yang jelas. Identitas pegawai BPS sejatinya tercermin dari tujuh perilaku utama insan BPS. Bukan hanya dari seragam abu-abu, prototipe kantor, dan lain-lainnya. Walaupun hal-hal tersebut juga menggambarkan identitas BPS.
7 Perilaku utama insan BPS itu adalah:
1.       Efektif, efisien, dan sistemik
2.       Kompeten, inovatif, dan excellent
3.       Responsif
4.       Akuntabel
5.       Dedikatif, disiplin, dan konsisten
6.       Saling menghargai
7.       Jujur, tulus, dan adil
Sungguh hal yang sangat membanggakan ketika kita insan BPS dapat dikenal karena perilaku kita. Di mana pun kita berada, dengan seragam apa saja, bahkan dalam acara apa saja, orang akan merasakan ‘suasana BPS’. Yuph.. Impian yang mungkin kita capai hanya jika kita setiap insan BPS menghidupi tujuh perilaku utama insan BPS. Memang tidak ada yang sempurna. Tetapi marilah kita bersama-sama mencoba terus-menerus tanpa pernah ada kata menyerah - menyesuaikan perilaku kita dengan tujuh perilaku utama insan BPS .
Niscaya, suatu saat nanti karena perilaku kita, kita akan ditanya orang, “orang BPS yach?”

Salam PIA
Balige, 9 Januari 2013

No comments:

Post a Comment